Urusan cuci-mencuci baju kotor ingatan kita tertuju apa yang disebut
deterjen. Dari sejarah deterjen yang mengalami perbaikan-perbaikan guna
memperbaiki mutu deterjen. Saat ini banyak beredar produk-produk
deterjen yang bermutu dengan berbagai merk yang sebenarnya dari
bahan-bahan bakunya deterjen relatif sama. Cuma dari deterjen-deterjen
itu yang membedakan komposisi dan bahan tambahan (aditif)nya. Deterjen
dalam kerjanya memiliki kemampuan yang unik untuk mengangkat kotoran,
baik yang larut dalam air maupun yang tidak larut dalam air. Hal ini
disebabkan bahwa deterjen, khususnya molekul surfaktan (surface active
agent)nya yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga
dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Salah satu
ujung dari molekul surfaktannya lebih suka minyak, akibatnya bagian ini
mempenetrasi kotoran yang berminyak. Ujung molekul surfaktan satunya
lebih suka air, bagian inilah yang berperan mengendorkan kotoran dari
kain dan mendispersikan kotoran sehingga tidak kembali menempel pada
kain. Akibatnya warna kain dapat dipertahankan.
Penggolongan Deterjen Dilihat Bentuk Fisiknya
Berdasarkan bentuk fisiknya, deterjen dibedakan atas:
1.
Deterjen Cair, secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen
bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya
deterjen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry
modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi
canggih.
2. Deterjen krim, bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.
3.
Deterjen bubuk, jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau
dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya,
deterjen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk berongga
dan deterjen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok
tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
A. Deterjen bubuk berongga.
Deterjen
bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak
yang didalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan
oleh proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan proses
pengeringan). Kelebihan deterjen bubuk berongga dengan deterjen bubuk
padat adalah deterjen bubuk berongga tampak volumenya lebih besar.
B. Deterjen bubuk padat.
Bentuk
butiran deterjen bubuk padat bentuknya seperti bola tolak peluru, yaitu
semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga.
Butiran deterjen yang padat ini merupakan hasil olahan dari proses
pencampuran kering (dry mixing). Kekurangan deterjen bubuk padat ini
tampak volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit.
Bahan Baku untuk Pembuatan Deterjen
1. Bahan Aktif
Bahan
aktif ini merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus
ada dalam pembuatan deterjen. Secara kimia bahan kimia ini dapat berupa
sodium lauryl sulfonate. Sodium lauryl sulfonate dengan beberapa nama
dagang dengan nama texapone, Emal, luthensol, dan neopelex. Secara
fungsional bahan mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri
dari bahan aktif ini mempunyai busa banyak dan bentuknya jel (pasta).
2. Bahan pengisi
Bahan
ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan baku.
Pemberian bahan pengisi ini dimaksudkan untuk memperbesar atau
memperbanyak volume. Keberadaan bahan ini dalam deterjen semata-mata
dilihat dari aspek ekonomis. Bahan pengisi deterjen disini menggunakan
sodium sulfat (Na2SO4). Bahan lain sebagai pengisi deterjen dapat
mengguanakan tetra sodium pyroposphate dan sodium sitrat. Bahan ini
berbentuk serbuk, berwarna putih dan mudah larut dalam air.
3. Bahan penunjang
Salah
satu contoh bahan penunjang deterjen adalah soda abu (Na2CO3) yang
berbentuk serbuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi sebagai
meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam deterjen tidak
boleh terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek panas pada tangan
saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lainnya adalah STPP (sodium
tripoly posphate) yang juga penyubur tanaman. Ini dapat dibuktikan air
bekas cucian disiramkan ke tanaman akan menjadi subur. Hal ini
disebabkan oleh kandungan fosfat yng merupakan salah satu unsur dalam
jenis pupuk tertentu.
4.Bahan Tambahan (aditif)
Bahan
tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan deterjen.
Namun demikian, produsen mencari hal-hal baru untuk mengangkat nilai
dari deterjen itu sendiri. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah
CMC (Carboxyl methyl cellulose). Bahan ini berbentuk serbuk putih yang
berfungsi mencegah kotoran kembali ke pakaian.
5. Bahan Wangi
Keberadaan
bahan wangi ini sangat penting keberadaannya, sebab suatu deterjen
dengan kualitas baik bila menberi parfum salah akan berakibat fatal
dalam penjualan. Parfum untuk deterjen bentuknya cair kekuning-kuningan.
Komposisi Pembuatan Deterjen
1. Texapon
2. Na2SO4 secukupnya
3. NaHCO3 25%
4. NaCO3 7%
5. STPP / CMC secukupnya
6. Parfum secukupnya
Peralatan yang dibutuhkan : Wadah, pengaduk kayu, dan saringan deterjen
Cara Membuat Deterjen
1. Texapon + NaHCO3 aduk rata
2. (1) + Na2CO3 aduk rata
3. (2) + Na2SO4 aduk rata
4. (3) + STPP/CMC aduk rata
5. Diayak dan keringkan
6. Parfum
7. Siap dipasarkan
Kelebihan Deterjen ini
– Daya bersihnya kuat atau membersihkan kotoran yang membandel.
– Direndam berhari-hari baju tidak akan menimbulkan bau.
– Hemat air karena hanya sekali bilas.
SELAMAT MENCOBA SEMOGA SUKSES
Hubungi :
INDOARTHA CHEMICAL
CV. Lintas Artha Engineering
GENERAL CONTRACTOR, MANUFACTURE, COMMISIONING
Malang :
Jl. Perusahaan No.37 C Singosari Malang Jawa Timur
Phone: 0341 6587886
Surabaya :
Jl. Karang Empat XII/ 61. Surabaya
Jember :
Jl. Candi Mendut, Krajan Wirolegi No. 104. Kota Jember Jawa Timur
Email :
lintas_eng05@yahoo.com
Trader and Supplier of Chemicals
General Chemicals, Industrial Chemicals, Solvent Chemicals, Food Grade Chemicals, Laboratory Equipments.
0 komentar:
Posting Komentar